Senin, 08 November 2010

Sedikit ulasan tentang buku yang dapat memberikan inspirasi :

Buku Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1000 Dollar Ulasan Tentang Jurnal Economics halaman 206.

Halaman ini menceritakan tentang diskusi antaran Penulis dan Host yang mengambil tema tentang pengalaman mereka berkunjung ke India, dimana diskusi lebih difokuskan kepada psikologi masyarakat miskin India. Salah satu kutipan yang menarik adalah :

“Ya begitulah India, tidak ada orang – orang sebahagia orang miskin di India.”

Kutipan tersebut dikemukakan oleh Host yang bernama Aurilie, orang Itali yang pernah tinggal di India selama dua tahun dan menjadi sukarelawan LSM untuk mengurus penderita lepra.
Apabila kita cermati orang – orang miskin pada umumnya memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah karena sulitnya memenuhi kebutuhan hidup yang sangat kompleks, akan tetapi Aurilie di atas mengemukakan orang miskin di India dapat hidup bahagia meskipun tidak memiliki materi yang cukup. Seperti seorang Ibu dari kalangan miskin yang pernah di urus oleh Aurilie, Ibu tersebut tidak pernah menunjukan atau mengeluh kepada anaknya, atas rasa sakit karena penyakit yang dideritanya. Ibu tersebut selalu berusaha menyembunyikan hal yang sebenarnya, meskipun rasa sakit tak dapat terbendung tetapi Dia berusaha tetap terlihat bahagia di depan anaknya. Hal ini sesuai dengan teori kepribadian menurut Sigmund Freud tentang pentingnya motivasi unconscious. Ibu tersebut dapat bertahan dari rasa sakit ketika bertemu dengan anaknya, karena adanya motivasi dari alam bawah sadarnya yaitu dia tidak ingin membuat anaknya khawatir dengan keadaanya. Motivasi ini membuat ibu tersebut tetap terlihat bahagia.
Adapun masalah social yang ditimbulkan akibat kemiskinan , seperti dalam kutipan halaman 206 berikut :
“Sebagai orang Eropa, kami mempunyai segalanya disini. Tapi seolah semuanya itu tidak cukup! Sehingga kemudian aku hanya dapat berjanji, bahwa aku akan membagi kecukupanku ini, aku akan memperjuangkan nasib mereka! Aku akan berkarir dibidang development, karena sang Ibu tidak harus meninggal, jika Ia bisa mendapatkan pengobatan yang layak. Tidak ada manusia yang layak bernasib demikian”.


Bagian ini di fokuskan pada, masalah yang timbul karena kemiskinan.
Bukan hanya di Negara India tetapi masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah besar dunia dan tidak terkecuali Indonesia. Sang Ibu dalam kutipan cerita diatas, beliu tidak bisa mendapatkan pengobatan yang layak karena tidak memiliki uang yang cukup untuk berobat.

Masalah - masalah sosial yang di timbulkan oleh kemiskinan Diantaranya :
1. Partisipasi dan kualitas diri orang miskin
Anak – anak dari kalangan miskin akan sulit untuk memperoleh pendidikan yang bermutu serta kemungkinan besar akan mengalami putus sekolah karena terbentur biaya. Ini mengakibatkan mereka akan sulit bersaing dalam dunia kerja, sehingga anak - anak miskin yang mempunyai prestasi rendah akan menempati jabatan atau pekerjaan yang rendah pula pada saat memasuki dunia kerja, akibatnya upah yang dihasilkan sangat minim. Bahkan banyak yang menjadi pengganguran. Pada umumnya kondisi ini akan berlanjut pada saat mereka menikah dan memiliki anak. Karena minimnya penghasilan, anak – anak mereka juga akan mendapatkan kualitas pendidikan yang sama dengan orang tuanya. Dan mereka akan berada pada taraf kehidupan yang sama. Ditambah lagi dengan sikap mereka yang acuh/tidak peduli dengan lingkungan sekitar, malas, menyebabkan kemiskinan ini akan terus terjadi pada generasi – generasi berikutnya dan menjadi sebuah budaya.

2. Tidak memiliki tempat tinggal yang layak dan kriminalitas
Kondisi lingkungan dan rumah yang tidak mendukung dan tidak bersih menyebabkan kesehatan mereka (orang miskin) menjadi sering terganggu. Banyak orang miskin tinggal dilingkungan kumuh, satu rumah di huni oleh beberapa keluarga, bahkan ada yang tidak memiliki rumah. Seperti kita lihat di kota – kota besar seperti : Jakarta. Orang – orang miskin ada yang tinggal dikolong - kolong jembatan, gang – sempit di kompleks pertokoan. Kondisi ini membuat mereka rentan terhadap penyakit dan apabila mereka terkena penyakit, mereka tidak akan bisa pergi ke Dokter. Tinggal ditempat seperti itu juga mengakibatkan mereka sering manjadi pelaku dan atau korban dari tindak krimalitas. Karena tuntutan kebetuhan hidup yang tinggi menyebab sebagian diantara mereka melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut. Misalnya mencuri dan merampok.

3. Kondisi mental atau kejiwaan.
Pada umumnya tingkat kebahagian orang miskin lebih rendah, sehingga kemiskinan seringkali membuat orang depresi dan setres. Beberapa contoh kasus yang mendukung :Karena, seorang Ibu tega membunuh anak – anaknya sendiri. seseorang rela merampok, bahkan membunuh demi mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini, jelas sekali menggambarkan kemiskinan mempengaruhi kondisi mental dan kejiwaan seseorang.




Buku Mestakung
Bab 6 hal 66 - 67.
Halaman ini menceritakan tentang bagaimana memotivasi alam bawah sadar kita agar dapat mencapai tujuan akhir yang kita inginkan dengan didukung oleh semesta.

“Pak Joko seorang yang saya hormati pernah bercerita bahwa jika kita menginginkan sesuatu, bayangkanlah lalu gambarkan impian tersebut di pikiran kita sedetail mungkin. Ketika kita menginginkan sesuatu atau mempunyai target tertentu, kita harus membuatnya sejelas mungkin. Harus terus mengucapkanya secara berulang – ulang agar target ini masuk ke alam bawah sadar kita. Ketika sudah di alam bawah sadar, kita akan termotivasi untuk melakukan sesuatu ”.

Kutipan tersebut sesuai dengan Teori Gestalt (Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler) Mereka menyimpulkan yaitu sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Aplikasi teori Gestalt dalam proses belajar untuk meraih sesuatu adalah perilaku bertujuan (pusposive behavior) maksudnya perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang dikatakan Pak Joko dalam kutipan diatas apabila kita memiliki tujuan yang pasti kita harus menciptakan suasana mestakung dalam pikiran kita sehingga tertanam motivasi untuk berusaha keras melakukan hal – hal yang bermanfaat untuk mencapai tujan. Jika Motivasi bercampur emosi positif maka akan menghasilkan hasrat bekerja lebih keras untuk berhasil.
Target atau tujuan yang kita ucapkan berulang – ulang baik pada diri kita sendiri ataupun orang – orang disekitar kita akan membuat kita berada dalam kondisi kritis dan melahirkan tanggung jawab moral sehingga memacu seluruh kekuatan dan kecerdasan yang kita miliki, memacu kita untuk berlatih lebih keras untuk berhasil mencapai tujuan. Pada saat berada dalam kondisi kritis seseorang akan dapat melakukan hal – hal yang luar biasa, hal – hal yang tidak mungkin tidak biasa dilakukan pada saat dalam kondisi normal.
Namun hal ini harus diimbangi dengan ketahanan mental yang kuat agar tidak menimbulkan setress akibat tekanan dari dalam diri sendiri. Pemikiran atau mind set seseorang sangat berpengaruh pada keberhasilanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar